Friday, December 2, 2011

TOKOH-TOKOH MUSIK

Al-Farabi
                                                                                                             Mozart
Beethoven
                                                                                                                        George Handel


Johan S.Bach 




                    Fraddy Marcury

                                                                                                                 Frank Zappa


                                                                                          

           MickJagger                                                                                                   
                                                                                                                 Iwan Fals

     
Bob Dylan

  


John Lennon                                                                                                
                                                                                                      Kurt Coabin 

          Kitaro

                                                        Idris Sardi
                                                                                                                Michel Jackson
                           
John Ousborne
Ananda Sukarlan
Bob Marley
                                                               Rhoma Irama
Ahmad Dhani









                         

TOKOH-TOKOH ILMUWAN MATEMATIKA






 Phytagoras

 Al-Khawarizmi

Jabir

Newton
Galileo
Descartes
Fridric Gaus
Albert Enstein

Thursday, December 1, 2011

PHYTAGORAS, MATEMATIKAWAN DAN FILOSOF HANDAL



Oleh :Muhammad Muhibbuddin*



Pythagoras (582 SM496 SM, bahasa Yunani: Πυθαγόρας) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM.  Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya. Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Teorinya inilah yang memberi sumbngsih besar terhadap ilmu-ilmu pasti lainnya termasuk ilmu arsitektur.
Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis. Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Terdapat legenda yang menyatakan bahwa ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa , hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, murid-murid Pythagoras lainnya memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus.
Dalam tradisi Yunani, diceritakan bahwa ia banyak melakukan safari perjalanan ke berbagai negara, diantaranya ke Mesir. Pengemabraan intelektualnya inolah yang menbuat dirinya mampu menggali ilmu pengetahuan, khususnya matematika dan metafisika.Perjalanan Phytagoras ke Mesir merupakan salah satu bentuk usahanya untuk berguru, menimba ilmu, pada imam-imam dan ilmuwan di Mesir. Konon, karena kecerdasannya yang luar biasa, para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai murid mereka. Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Disinilah ia belajar berbagai macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru pada imam-imam Caldei untuk belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk belajar Logistik dan Geometri, pada para Magi untuk belajar ritus-ritus mistik, dan dalam perjumpaannya dengan Zarathustra, ia belajar teori perlawanan.
Selepas berkelana untuk mencari ilmu, Phytagoras kembali ke Samos dan meneruskan pencarian filsafatnya serta menjadi guru untuk anak Polycartes, penguasa tiran di Samos. Kira-kira pada tahun 530, karena tidak setuju dengan pemerintahan Tyrannos Polycartes, ia berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan. Di kota ini, Phytagoras mendirikan sebuah tarekat beragama yang kemudian dikenal dengan sebutan “Thariqat Phytagorean.” Thariqat inilah yang kemudian menjadi penerus pemikirna-pemikirn Phytagoras.
 Kaum phytagorean adalah kelompok yang sangat berjasa dalam meneruskan pemikiran-pemikiran Phytagoras. Semboyan mereka yang terkenal adalah “authos epha, ipse dixit” (dia sendiri yang telah mengatakan demikian). Kaum ini diorganisir dan dibentuk berdasarkan aturan-aturan hidup bersama, dan setiap orang wajib menaatinya. Mereka menganggap filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup, sebagai medium untuk setiap orang menjadi tahir, sehingga luput dari perpindahan jiwa terus-menerus. Diantara pengikut-pengikut Phytagoras di kemudian hari berkembang dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar; peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara seksama. Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.
Dalam ranah pemikirannya, Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron (yang tak terbatas) dekat juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang.
 Dengan kata lain tata tertib, harmoni dan keseimbangan terjadi melalui angka-angka.Ini merupakan bukan sekedar kajian matematika, melainkan lebih dari itu adalah kajian soal filsafat matematika. Sebab, yang dikaji Phytagoras bukan sekedar angka melainkan hakekat di balik angka-angka. Angka-angka inilah yang juga diaitkan dengan alam semesta (kosmos). Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).
Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan pengamatan ini secara matematis. Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa \sqrt{2}, hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, Pythagoras memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus.
*Muhammad Muhibbuddin adalah anggota diskusi filsafat “ZAT Community” Yogyakarta.

AL-FARGHANI, PELOPOR DAN PAKAR ASTRONOMI





Oleh : Muhammad Muhibbuddin*


 Al-Farghani (wafat 870 M), dipandang sebagai salah satu ahli astronomi terbesar yang pernah hidup, yang berasal dari Uzbekistan. Nama lengkapnya adalah Abu Abas Al-Farghani. Ia dikenal dengan Al-Farghani karena berasal dari Farghana, sebuah daerah yang berada di dekat sungai Sardaria, Uzbekistan.
Pada masa khalifah Al-Makmun, ia menjadi ilmuwan yang dipercaya oleh khalifah.berbagai observasi telah dilakukan. Kerja kerasnya pun menghasilkan penemuan fenomenal. Dengan semangat kerja keras dan observasinya, dia berhasil membuat jadwal Apogee (Apogeum) dan Perigee (Perigeium) untuk masing-masing Planet dengan menggunakan sistem korespondensi Episikel ke dalam berbagai eksentritisitas dan elips yang ternyata menjadi pola astronomi moderrn. Ia banyak melakukan pengamatan dan penelitian terhadap benda-benda angkasa pada sebuah observatorium di Bagdad, yang dibangun semenjak khalifah Al-Makmun. Dalam sejumlah risetnya terhadap benda-benda runag angkasa, ia berhasil menghimpun data-data tentang Apoge, yakni titik terjauh dan Perige, yaitu tentang titik terdekat pada lintasan benda-benda angkasa dari Bumi. Teorinya yang terkenal berbunyi, "Makin lonjong bentuk lintasannya, maka semakin besar perbedaan antara Apoge dan Perige".
Disamping itu, ia juga pernah melakukan eksperimen untuk menentukan diameter Bumi. Karya-karya utamanya di antaranya adalah Kitab Ushul Falaq (Prinsip-Prinisp Astronomi), The Element of Astronomy (Unsur-unsur astronomi), Kitab Jawami’ Al-Ilm An-Nujum Wa Ushul Harakah As-Samawiyyah (Penjelasan Lengkap Tentang Astronomi dan Prinsip-Prinsip Gerakan Langit), Al-Kamil Fi Al-Usturlab dan lain-lain. Karya-karyanya itu hingga sekrang masih tersimpan dengan baik di Oxford, Paris, Kairo dan di Perpustakaan Princeton University, dengan berbagai macam judul.  Buku-bukunya banyak yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi), yang kemudian disebarkan ke seluruh daratan Eropa
Karena itulah Nama Al-Farghani tersohor bukan hanya di dunia Timur, melainkan juga di dunia Barat.Di Barat ia dikenal dengan  Alfraganus. Inilah yang membuat al-Farghani dikenal sebagai pelopor Ilmu Astronomi. Salah satu karyanya yang fenomenal, The Elements of Astronomy (unsur-unsur astronomi), banyak membahas tentang gerakan-gerakan benda-benda langit. Karya ini diterjemahkan dari bahasa Arab  bahasa Latin pada awal abad ke-12, yang kemudian menjadi sangat terkenal di Eropa pada masa itu. Dalam karyanya itu, Al-Farghani banyak meneliti sekaligus menguji teori Ptolemia. Dari penelitinnya terhadap teori Ptolemy itu ia menyimpulakan bahwa kualitas dari gerakan saling mendahului dari benda langit, adalah dipengaruhi oleh planet-planet dan bintang-bintang. Dalam menentukan jarak palent-palent, Al-Farghani meneybutkan bahwa  tidak ada “ruang yang terbuang” dalam dalam universum yakni bahwa apogium sutau planet bersinggungan dengan apogieum planet lainnya. Setelah mem perinci jarak bintang-bintang dengan berbagai tingkat, dia juga memberikan jaraknya dengan bumi. Kalau Ptolemy hanya memberikan jarak Matahari dan bulan terhadap bumi, maka Al-Farghani bergerak lebih jauh.
Ia memberikan informasi soal jarak bintang-bintang yang lebih banyak.dia mengansumsikan bahwa jarak terjauh bumi dari kedua lingkaran bulan, yakni ke eksentris dan episiklis----adalah sama dengan jarak terpendek dari Markurius ke bumi. Dia menggunakan relasi yang telah ditentukan dan melanjutkan untk mengoperasi yang sama untuk planet Venus dan Merkurius. Al-Farghani mendapatkan bahwa jarak terjauh bumi dengan kedua orbit Venus bersamaan dengan jarak terpendek dari matahari, seperti telah ditentukan oleh Ptolemy. Dengan demikian, kata Al-Farghani, tidak ada kekosongan di antara langit-langit. Dia kemudian melakukannya untuk bintang-bintang yang lain di alngit hingga pada bintang-bintang yang tetap yang berpusat pada bumi.
Kepakaran Al-Farghani di bidang astronomi tersebut benar-benar juga oleh para ilmuwan abad modern.  Bahkan Al-Farghani juga dikenal banyak mempengaruhi pemikiran Dante. Hal ini ditunjukkan  olehPaget Toynbee, seorang ilmuwan Oxford pada abad ke-19,  ahli dalam pemikiran Dante, lewat karynya Vita Nouva dan Convivio. Dalam karyanya itu Toynbee menunjukan betapa besarnya pengaruh  al-Farghani terhadap pemikiran Dante . Setelah ia (Toynbee) membandingkan bagian-bagian tertentu dan meneliti kata-kata kunci dalam karya-karya  "Elements of Astronomy", Toynbee menyimpulkan, bahwa pembahasan Dante dalam karyanya The Vita Nouva, yang berisikan teori-teori tentang perbandingan antara planet-planet, tentang jarak Venus ke Bumi, Kutub dan Ekuator, dan Bintang-bintang tetap, adalah di dasarkan pada tulisan-tulisan al-Farghani. Toynbee juga menambahkan, " .... tulisan al-Farghani ini nampak menjadi sesuatu yang sangat menarik bagi Dante, dan inilah bukti bahwa ia telah mempelajari dengan teliti karya al-Farghani". Dan karena Dante merasa berhutang banyak kepada al-Farghani bagi data-data astronomi, dan data lainnya sehubungan dengan karyanya yang lain (Convicio), Dante mengakui ke berhutangannya kepada al-Farghani.
*Muhammad Muhibbuddin adalah anggota diskusi filsafat “ZAT Community” Yogyakarta.


TITANIC






Oleh :Muhammad Muhibbuddin*




Tragedi maritim tebesar dalam sejarah tejadi pada tahun 1912. Pada saat itu, Titanic, kapal kebanggan rakyat Inggris, tenggelam di telan laut di samudra Atlantik. Ribuan oang meninggal dalam bencana ini.
RMS Titanic (juga SS Titanic) merupakan yang kedua dari tiga kapal penumpang super yang bertujuan untuk mengawali perniagaan perjalanan trans-Atlantik. Dimiliki oleh White Star Line dan dibuat di galangan kapal Harland and Wolff, Titanic merupakan kapal uap penumpang terbesar di dunia pada masa peluncurannya. Pada saat pelayaran pertamanya, Titanic menabrak gunung es pada pukul 23:40 (waktu kapal), Minggu, 14 April 1912, dan tenggelam sekitar dua jam empat puluh menit kemudian pada pukul 2:20 pagi hari Senin. Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang,dan menjadikannya sebagai bencana laut terburuk semasa zaman dalam sejarah dan sampai kini paling termashyur. Titanic dilengkapi dengan teknologi paling maju pada masa itu dan orang awam percaya bahwa ia “tidak mungkin tenggelam”. Bahkan seperti yang ada dalam film Titanic yang dbintangi oleh Leonardo Decaprio dan Kate Winslate, salah seoang awak kapal dengan PD berkata bahwa Tuhan Pun tidak bisa menenggelamkan Titanic.
Kaena itu, tenggelamnya Titanic ini amat mengejutkan bagi orang banyak bahwa walaupun dengan teknologi modern dan awak kapal yang berpengalaman, Titanic masih tenggelam dengan jumlah kematian yang tinggi. Kegairahan media massa mengenai korban terkenal Titanic, legenda mengenai apa yang terjadi di atas kapal, mengakibatkan undang-undang laut diganti, dan penemuan kapal yang pecah pada tahun 1985 oleh pasukan yang diketuai oleh Jean-Louis Michel dan Robert Ballard menjadikan Titanic terkenal pada tahun berikutnya.
Kapal Titanic memulai pelayaran pertamanya dari Southampton, Inggris, dalam perjalanan ke New York City, New York, pada Rabu, 10 April 1912, di bawah kendali Kapten Edward J. Smith. Ketika Titanic bergerak meninggalkan tempat berlabuhnya, ombak yang dihasilkan oleh kapal tersebut menyebabkan kapal penumpang New York, yang berlabuh di dekatnya, putus tali tambatnya dan tertarik hampir (sekitar 4 kaki) dari Titanic sebelum kapal tunda New York pergi. Kejadian tersebut baru berhenti setelah satu jam.
Selepas menyeberangi selat Inggris, Titanic berhenti di Cherbourg, Prancis, untuk menurunkan dan mengambil penumpang tambahan dan berhenti sekali lagi di Queenstown (sekarang ini dikenal sebagai Cobh), Irlandia, sebelum meneruskan pelayaran ke New York dengan 2.223 penumpang. Titanic mempunyai tiga bagian kelas penumpang yang dipisahkan. Kelas ketiga juga dikenal sebagai geladak, terdiri dari kabin kecil di dek bawah, diisi oleh kebanyakan pendatang dari inggris yang mengharapkan penghidupan lebih baik di Amerika. Kabin dan ruang kelas kedua, terletak di bagian belakang, memiliki fasilitas yang sama dengan kelas satu di kapal lain.
Kebanyakan penumpang kelas kedua pada mulanya menempati kelas satu di kapal yang lain tetapi, karena tidak tersedianya batu bara, maka dipindahkan ke Titanic. Kelas utama merupakan bagian kapal yang paling mewah. Sebagian dari orang yang terkenal turut belayar sebagai penumpang kelas utama. Ini termasuk jutawan John Jacob Astor dan isterinya Madeleine Force Astor; pemilik kilang Benjamin Guggenheim; pemilik Macy, Isidor Straus dan isterinya Ida; jutawan Denver, Margaret "Molly" Brown; Sir Cosmo Duff-Gordon dan isterinya Lady Lucille Duff-Gordon; George Elkins Widener dan istrinya Eleanor; John Borland Thayer, isterinya Marian dan anak mereka yang berusia tujuh belas tahun, Jack; wartawan William Thomas Stead; Countess of Rothes; pembantu presiden Amerika Serikat Archibald Butt; pengarang dan tokoh masyarakat Helen Churchill Candee; pengarang Jacques Futrelle, dan isterinya May, dan rekan mereka, editor Broadway Henry dan Irene Harris; aktris film bisu Dorothy Gibson; dan yang lain. Ikut bersama di kelas utama lainnya adalah editor urusan White Star Line J. Bruce Ismay yang merencanakan pembuatan Titanic dan pembuat kapal Thomas Andrews, yang turut bersama untuk memantau semua masalah dan menilai kinerja keseluruhan kapal baru tersebut.
Pada Minggu malam, 14 April, suhu menurun sampai tahap hampir beku dan laut tenang. Bulan tidak keluar dan langit cerah. Kapten Smith, mengetahui peringatan adanya bongkahan gunung es melalui komunikasi nirkabel semenjak beberapa hari lalu, telah mengubah haluan Titanic lebih jauh ke arah selatan. Pada hari Minggu pukul 13:45 waktu setempat, pegawai komunikasi nirkabel dari kapal uap Amerika memberi peringatan bahwa gunung es besar mengapung dalam jalur Titanic, tetapi peringatan ini tidak disampaikan ke dek pengawal. Sore itu, satu lagi laporan mengenai bongkahan gunung es besar yang banyak, kali ini dari Mesaba, juga gagal disampaikan ke dek pengawal. Pada pukul 23:40 waktu setempat ketika berlayar di selatan Grand Banks di Newfoundland, pengawas Fredrick Fleet dan Reginald Lee melihat bongkahan gunung es yang besar tepat di depan kapal. Fleet membunyikan loceng kapal sebanyak tiga kali dan menelepon dek pengawal memberitahu, "Gunung es, tepat di depan!" Opsir Pertama Murdoch langsung mengarahkan kemudi ke sisi kiri dan mengurangi kecepatan, kemudian mundurkan mesin kapal.
Tabrakan ternyata tidak dapat terelakkan, dan gunung es terapung tersebut bergesekan dengan bagian lambung kanan kapal, dan merobek badan kapal di empat bagian pertama dan mematahkan paku baja di bagian bawah kapal yang tertutup permukaan air sepanjang sekitar 91 m (300 kaki). Pintu kedap air baru berhasil menutup rapat saat air sudah memasuki lima bagian kedap air pertama, lebih satu bagian dari apa yang dapat ditahan Titanic agar tidak tenggelam. Berat lima bagian kedap air yang dimasuki air menarik kapal ke bawah melebihi ketinggian dinding kedap air, kemudian air memasuki bagian lain. Kapten Smith, merasakan guncangan hantaman itu, sesampainya ke dek pengawal dan memerintahkan berhenti sepenuhnya. Setelah pemeriksaan oleh pegawai kapten dan Thomas Andrews, sadar bahwa Titanic akan tenggelam, dan setelah tengah malam pada 15 April, perahu penyelamat untuk disiapkan dan panggilan darurat diberitahukan. Perahu penyelamat pertama, diturunkan pada pukul 00:40 waktu setempat di sebelah kanan dengan hanya di isi 28 orang penumpang di atasnya. Titanic membawa 20 perahu penyelamat dengan kapasitas penuh 1.178 orang penumpang.
Walaupun tidak mencukupi untuk membawa semua penumpang dan awak kapal, Titanic membawa cukup perahu penyelamat dan pelampung karena peraturan yang ditetapkan oleh Lembaga Peraturan Inggris. Pada masa itu, jumlah perahu penyelamat yang diperlukan ditetapkan menurut berat mati kapal, bukannya jumlah penumpang yang dibawanya. Penumpang kelas utama dan kedua dengan mudah bisa mencapai perahu penyelamat dengan tangga yang menuju terus ke dek perahu tetapi penumpang kelas ketiga lebih sulit. Banyak terdapat jalur dari bagian bawah kapal sulit dipahami dan menyulitkan mereka untuk sampai ke perahu penyelamat. Lebih buruk lagi, penumpang kelas tiga saat pintu dikunci oleh awak kapal yang menunggu giliran mengizinkan penumpang naik ke geladak.
Titanic melaporkan posisinya pada 41° 46′ N, 50° 14′ W. Bangkai kapal ditemukan di 41° 43′ N, 49° 56′ W. Operator radio nirkabel Jack Phillips dan Harold Bride sibuk mengirim CQD, isyarat pertolongan. Beberapa kapal merespon, termasuk Mount Temple, Frankfurt dan kapal saudara kembar Titanic, Olympic, tetapi semuanya terlalu jauh untuk sampai sebelum Titanic tenggelam. Kapal terdekat adalah RMS Carpathia milik Cunard Line yang sejauh 93 kilometer (58 mil) dan hanya berjarak empat setengah jam; terlalu lama untuk menyelamatkan lebih dari setengah penumpang Titanic karena kapalnya sudah tenggelam. Satu-satunya daratan yang menerima isyarat pertolongan Titanic adalah stasiun nirkabel di Cape Race, Newfoundland. Pada mulanya, penumpang enggan meninggalkan Titanic untuk menaiki perahu penyelamat yang kecil karena merasakan Titanic lebih aman dan tidak ada tanda-tanda apapun sedang berada dalam bahaya atau pun tenggelam. Ini menyebabkan kebanyakan perahu penyelamat dilepas dengan separuhnya kosong; satu perahu yang mampu membawa 40 orang penumpang dilepas dengan hanya 12 orang penumpang di atasnya. "Wanita dan anak-anak dahulu" diutamakan untuk menaiki perahu penyelamat, Opsir kedua Lightoller, yang mengisi perahu penyelamat di sebelah kiri, hanya memperbolehkan laki-laki yang diperlukan sebagai pengayuh dan tidak untuk sebab lainnya; walaupun masih terdapat tempat kosong.
Opsir Pertama Murdoch, yang mengisi perahu di sebelah kanan, memperbolehkan laki-laki naik apabila wanita tidak ada yang mau naik lagi. Saat kapal semakin tenggelam, penumpang mulai cemas dan sebagian perahu penyelamat dilepas dengan penumpang penuh. Pada 02:05 waktu setempat, seluruh bagian depan haluan kapal tenggelam di bawah air, dan kecuali dua buah perahu, semua perahu penyelamat lain telah diturunkan. Sekitar 02:10 waktu setempat, bagian belakang kapal terangkat dari permukaan air memperlihatkan bagian bawah kapal, kemudi, dan baling-baling kapal , dan pada pukul 02:17 waktu setempat permukaan air membanjiri geladak perahu. Keadaan semakin parah saat dua perahu penyelamat terakhir terapung dari geladak, satu terbalik dan satu lagi separuhnya telah berisi air. Tidak lama kemudian, cerobong asap paling depan jatuh, meremukkan sebagian dek pengawal dan mereka yang terapung dalam air. Di geladak, para penumpang berlari ke arah belakang atau melompat ke laut dengan harapan dapat sampai ke perahu penyelamat. Bagian belakang kapal perlahan-lahan terangkat ke atas, dan barang-barang yang tidak terikat berjatuhan ke laut. Sewaktu bagian belakang kapal terangkat, sistem eletrik mati dan lampu mulai padam. Tidak lama kemudian, pada bagian badan kapal yang tidak kuat menahan beban mengakibatkan Titanic pecah menjadi dua bagian antara dua cerobong terakhir, dan bagian depan tenggelam sepenuhnya.
Bagian belakang kapal langsung tehempas kembali di permukaan air dan terangkat tegak lurus. Selepas beberapa saat, pada pukul 02:20 waktu setempat, semuanya tenggelam ke laut. Dari sejumlah 2.223 orang penumpang, hanya 706 orang penumpang yang selamat; 1.517 orang penumpang tewas. Kebanyakan penumpang tewas disebabkan karena korban terkena hypothermia dalam air 28 °F (−2 °C). Hanya dua dari 18 perahu penyelamat yang kembali untuk menyelamatkan korban dari dalam air selepas kapal tenggelam. Perahu penyelamat nomor empat kembali dan menyelamatkan lima orang, dua dari mereka kemudian tewas. Hampir satu jam kemudian perahu penyelamat nomor empat belas kembali dan menyelamatkan empat orang penumpang yang mana satu penumpang kemudian tewas juga. Penumpang yang lain berhasil menaiki perahu penyelamat yang terapung dari geladak. Terdapat perdebatan di antara penumpang yang selamat. sebagian penumpang yang selamat berinisiatif untuk kembali, tetapi kebanyakan yang selamat takut bila perahu penyelamat mereka akan tenggelam akibat dinaiki korban yang mencoba menaiki perahu mereka atau ditarik oleh Titanic yang tenggelam, walaupun sebenarnya hanya sedikit tarikan yang ada.

Kedua bagian kapal tersebut tenggelam dengan cara berbeda. Bagian depan menancap kira-kira 609 m (2.000 kaki) di bawah permukaan dasar laut dan mendarat dengan agak perlahan. Sedangkan bagian belakang tenggelam dengan cepat ke dasar lautan; badan kapal terburai akibat terdapat udara yang terperangkap di dalam kapal. Bagian belakang kapal menghantam dasar dengan kecepatan tinggi, terbenam jauh ke dalam lumpur
*Muhammad Muhibbuddin adalah anggota diskusi filsafat “ZAT Community” Yogyakarta.